Seputar Peradilan

Ramadhan Series PA Tasikmalaya : Keistimewaan Kedudukan Puasa

series10

Singaparna | (05/04) Ramadhan series PA Tasikmalaya memasuki episode ke-empat, yang dimulai pukul 08.00 WIB bertempat di Ruang tunggu sidang dengan diikuti seluruh pegawai. Kegiatan dimulai dengan tadarus Al-Qur’an secara mandiri. Kemudian, dilanjutkan kegiatan kultum yang dipandu oleh Neni Ratna Sumarni, S.H. dengan penceramah Drs. H. Dede Ibin, S.H., M.Sy.

Dalam tausiyahnya, beliau mengambil tema pembahasan mengenai Keistimewaan Kedudukan Puasa. mam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyampaikan bahwa puasa itu setengah sabar, sabar itu setengah iman. Imam Al-Ghazali menyampaikan ini dengan mengacu ke sabda Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah bersabda: Ash-shaumu nishfush-shabri. Artinya, puasa itu setengah sabar. Sabda Nabi ini dirawikan At Tirmidzi dari seorang laki-laki suku Bani Salim dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah.

Rasulullah bersabda: Ash-shaumu nishful iimaan. Artinya, sabar itu setengah iman. Sabda Nabi ini dirawikan Abu Na'im dari Ibnu Mas'ud dengan sanad baik.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin juga disampaikan bahwa puasa memperoleh kedudukan yang istimewa dengan disandarkan kepada Allah SWT, bila dibandingkan dengan rukun-rukun Islam lainnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 10.

Artinya, sesungguhnya hanya orang-orang yang berhati teguh (bersabarlah) itu akan dibayar pahalanya dengan tiada terbatas (Surah Az-Zumar ayat 10).

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, puasa itu adalah setengah sabar. Maka pahalanya melampaui hukum penentuan dan perhitungan.

Rasulullah bersabda: Demi Allah yang jiwaku di dalam tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau kesturi. Allah SWT berfirman, sesungguhnya orang yang berpuasa itu meninggalkan hawa nafsu, makanan dan minuman karena-Ku. Maka puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. (Dirawikan Al Bukhari dan Muslim sebagian dari hadis yang lalu).

series11

Ada terdapat beberapa keistimewaan atau keunikan dalam ibadah puasa ramadhan dibanding ibadah yang lain, diantaranya :

  1. Puasa Ramadan merupakan perintah untuk “tidak melakukan”, yakni tidak melakukan aktivitas tertentu yang biasanya dilakukan selama waktu tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, dalam konteks ini, puasa Ramadan dianggap sebagai perintah untuk menahan diri dari melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan pada waktu tertentu.
  2. Mengorbankan untuk memperoleh, artinya Perlu adanya rasa cinta dan pengorbanan untuk menghadapi bulan Ramadhan. Tidak mungkin kita beriman dan kita menaati apa yang Allah perintahkan, tetapi dibiarkan begitu saja, pasti ada ujian dan cobaan untuk menaikkan derajat kita sebagai pribadi muslim.
  3. Menahan untuk menikmati, maksudnya dengan berpuasa artinya menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa seperti makan dan minum yang nantinya ketika berbuka, hidangan/makanan akan terasa nikmat.
  4. Menyakiti untuk menguatkan, artinya dengan berpuasa membuat tubuh yang terbiasa dengan asupan makanan pada sepanjang hari, akan ditahan selama waktu berpuasa. Namun, dibalik itu terdapat segudang manfaat kesehatan bagi tubuh dengan berpuasa.
  5. Kemanusiaan untuk kehambaan, yakni Hakikat kemanusiaan adalah kehambaan, karena menghidupkan sisi manusia secara penuh akan membawa kepada kesadaran dan kepasrahan total kepada-Nya, karena di titik itulah kemanusiaan berujung.
  6. Kehambaan untuk kemanusiaan, maksudnya Hakikat kehambaan adalah pula kemanusiaan, karena segala ketetapan dari-Nya untuk dipatuhi dan dijalankan sebenarnya berujung pada kepentingan dan kebutuhan manusia, selaras dengan status dan situasi kemanusiaannya.

 (Red:Fik)


[rtbs name="tab-home"]
cctv