Seputar Peradilan
Kultum Rutin PA Tasikmalaya, Penceramah Bahas “Hikmah dibalik Musibah”
Singaparna | (23/11) Bertempat di ruang tunggu sidang Pengadilan Agama Tasikmalaya, seluruh pegawai mengikuti pengajian rutin dalam rangka pembinaan mental. Kultum diisi oleh Hakim, Drs. H. Asep Dadang Mulyana, S.H., M.H. didampingi oleh Maskur Ramdani, S.H. yang bertindak sebagai moderator.
Dalam ceramahnya, beliau mengangkat pembahasan mengenai “Hikmah Dibalik Musibah”. Pembahasan ini selaras dengan musibah yang baru saja menimpa saudara kita di Cianjur, yang diguncang gempa berkekuatan 5,6 SR bahkan masih terjadi gempa susulan hingga saat ini. Musibah yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia, ribuan orang harus mengungsi serta kehilangan tempat tinggal.
Sejatinya kehidupan manusia tidak pernah luput dari ujian. Kebahagiaan dan kesedihan nyatanya terus dipergilirkan, suka serta duka menjadi hiasan. Wahab ibn Minbah mengatakan, “Tidaklah seorang yang berilmu itu sempurna keilmuannya, sebelum dia menerima ujian sebagai nikmat dan nikmat sebagai ujian. Orang yang ditimpa ujian itu sesungguhnya sedang menanti datangnya nikmat. Sedangkan, orang yang dikarunia nikmat sesungguhnya dia sedang menanti ujian.”
Ketahuilah, tidak ada sesuatu pun yang terjadi di muka bumi ini tanpa seizin-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS al-An’am: 17).
Sesungguhnya setiap ujian yang datang dari Allah memiliki manfaat kebaikan. Hanya, kita sering luput menyingkap kebaikan tersebut. Ujian berupa bencana atau musibah memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.
“Tidaklah seorang Muslim itu semata-mata ditimpakan musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri sekalipun, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa dan kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari).
Sedikitnya ada lima hikmah yang bisa kita ambil dari setiap musibah. Pertama, sebagai peringatan yang mengajak manusia untuk kembali mendekat kepada-Nya. Sehebat apa pun kita saat ini, tak ada yang bisa menolak datangnya musibah. Karena itu, mari dekatkan diri kita kepada Allah yang merajai alam semesta.
Kedua, Allah satu-satunya pelindung. Sungguh, manusia amat lemah tanpa pertolongan dan perlindungan-Nya. Sadari bahwa Allahlah tempat untuk berlindung dari segala musibah.
Ketiga, menyadarkan seseorang dari kelalaian dan kemalasan. Jika selama ini kita terlalu disibukkan oleh urusan dunia hingga lalai pada perintah-Nya, segeralah bertobat. Sebab musibah dan kematian tak pernah diketahui kedatangannya.
Keempat, membersihkan noda dan dosa serta mengangkat derajat manusia di hadapan-Nya. Jadikan kesabaran sebagai bekal menghadapi setiap persoalan.
Kelima, menumbuhkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama untuk membantu mereka yang terkena bencana.
Semoga saudara-saudara kita di Cianjur dan sekitarnya, para korban diberi ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini serta senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
(Red: Fik)